Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Pemimpin Bisnis Dapat Mengubah Pola Pikir Midlife Crisis Menjadi Kebangkitan Digital Midlife

Michael Davis adalah CEO dan Pendiri Solusi Keamanan Mereksebuah perusahaan perhatian data dan keamanan siber dari Santa Fe, New Mexico.

Di masa lalu, “krisis paruh baya” sering digunakan untuk menggambarkan periode keraguan, kegelisahan, dan introspeksi yang dialami banyak orang di usia 40-an dan 50-an. Periode ini sering ditandai dengan keinginan untuk menilai kembali karir dan tujuan hidup seseorang dan membuat perubahan signifikan untuk menemukan tujuan dan pemenuhan yang lebih besar.

Namun, di era digital saat ini, krisis paruh baya dapat berkembang menjadi sesuatu yang berbeda bagi para pemimpin bisnis: kebangkitan digital paruh baya. Daripada hanya mempertanyakan tempat mereka di dunia, banyak pemimpin bisnis menggunakan waktu ini untuk merangkul teknologi baru dan inisiatif transformasi digital agar tetap relevan, kompetitif, dan siap untuk pertumbuhan baik dalam aspek pribadi maupun profesional.

Apa yang menyebabkan kebangkitan digital paruh baya di antara para pemimpin bisnis? Salah satu faktornya adalah semakin pentingnya teknologi dan keterampilan digital dalam perekonomian saat ini. Saat bisnis semakin beralih ke platform online dan digital, para pemimpin harus memahami teknologi ini agar tetap kompetitif. Hal ini dapat menyebabkan pergeseran pola pikir krisis paruh baya menjadi kebangkitan digital paruh baya karena para pemimpin menyadari kebutuhan untuk beradaptasi dan merangkul teknologi baru agar relevan dan sukses dalam karier mereka.

Pergeseran ini mungkin melibatkan pengambilan peran atau tanggung jawab baru, memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru, atau bahkan memulai bisnis yang menggunakan teknologi digital.

Cara Menavigasi Kebangkitan Digital

Kemudian menavigasi kebangkitan digital, penting untuk menemukan keseimbangan antara teknologi dan kepemimpinan tradisional. Teknologi seharusnya menjadi pelengkap, bukan pengganti. Misalnya, pandemi Covid-19 telah menunjukkan nilai alat seperti konferensi video dan perangkat lunak manajemen proyek untuk pekerjaan jarak jauh. Namun jangan lupakan pentingnya komunikasi tatap muka dengan tim Anda, baik melalui rapat rutin maupun sekadar check-in di luar dunia maya.

Aspek penting lainnya untuk menemukan keseimbangan antara teknologi dan bentuk kepemimpinan non-teknologi adalah menyadari potensi dampak negatif teknologi terhadap komunikasi dan hubungan. Misalnya, penggunaan email atau pesan yang berlebihan seringkali dapat menyebabkan kesalahpahaman dan kurangnya koneksi pribadi. Untuk mengurangi efek ini, penting bagi para pemimpin untuk mendorong komunikasi tatap muka bila memungkinkan dan memperhatikan penggunaan teknologi mereka saat berhubungan dengan anggota tim.

Selain itu, daripada sekadar mempertanyakan posisi Anda di dunia bisnis, merangkul teknologi baru melalui lensa transformasi digital mungkin dapat membantu perjalanan Anda agar tetap relevan, kompetitif, dan siap untuk pertumbuhan di masa depan. Meskipun teknologi tidak dapat menggantikan nilai pembinaan atau bimbingan eksekutif secara langsung, teknologi dapat menjadi alternatif yang andal dan nyaman dalam situasi tertentu.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, berikut adalah lima cara teknologi dapat berfungsi sebagai pelatih atau mentor eksekutif untuk memandu para pemimpin dalam kebangkitan digital:

1. Kursus dan Program Pelatihan Online: Banyak kursus online dapat membantu para pemimpin teknologi mengembangkan keterampilan dan strategi kepemimpinan mereka. Program-program ini sering kali menyertakan ceramah video, latihan interaktif, dan penilaian untuk membantu para pemimpin teknologi mempelajari dan mempraktikkan keterampilan baru.

2. Bimbingan dan Bimbingan Virtual: Banyak pelatih dan mentor eksekutif kini menawarkan layanan pembinaan dan bimbingan virtual, yang memungkinkan para pemimpin teknologi menerima bimbingan dan dukungan dari mana saja di dunia. Pembinaan dan bimbingan virtual dapat dilakukan melalui konferensi video atau pesan instan, menjadikannya pilihan yang nyaman dan fleksibel bagi para pemimpin teknologi dengan jadwal sibuk.

3. Aplikasi dan Alat Seluler: Beberapa aplikasi yang tersedia dapat membantu para pemimpin teknologi mengembangkan keterampilan dan strategi kepemimpinan. Aplikasi ini sering menyertakan fitur seperti penetapan tujuan, peretasan kalender, manajemen tugas, latihan refleksi diri, dan akses ke sumber daya dan dukungan pembinaan.

4. Kecerdasan Buatan Dan Pembelajaran Mesin: Beberapa perusahaan sekarang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk memberikan pelatihan dan bimbingan yang dipersonalisasi kepada para pemimpin teknologi. Sistem ini dapat menganalisis perilaku dan kinerja organisasi serta memberikan umpan balik dan panduan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan tujuan pemimpin bisnis.

5. Aplikasi Motivasi dan Perhatian: Banyak aplikasi memberikan kutipan motivasi, afirmasi, dan alat lain untuk membantu individu tetap fokus dan termotivasi, serta melatih kesadaran dan mengurangi stres.

Untuk menjadi pemimpin bisnis yang efektif dan berpengaruh, menemukan keseimbangan antara menggunakan teknologi dan mengandalkan penilaian dan pengalaman manusia sangatlah penting. Meskipun teknologi dapat menjadi sumber daya yang berharga untuk mengembangkan keterampilan dan strategi kepemimpinan, teknologi tidak boleh menjadi pengganti untuk mencari bimbingan dan dukungan dari berbagai sumber, termasuk pembinaan dan bimbingan langsung.

Selain itu, seiring kemajuan teknologi yang pesat, penting untuk diingat, seperti yang saya jelaskan sebelumnya di artikel, bahwa ini hanyalah alat, bukan pengganti koneksi dan komunikasi manusia. Oleh karena itu, pemimpin bisnis harus selalu terbuka untuk belajar dari berbagai sumber untuk menjadi pemimpin yang lebih baik di dalam maupun di luar kantor.


Dewan Teknologi Forbes adalah komunitas khusus undangan untuk CIO, CTO, dan eksekutif teknologi kelas dunia. Apakah saya memenuhi syarat?


swadidik.com

 

Post a Comment for "Bagaimana Pemimpin Bisnis Dapat Mengubah Pola Pikir Midlife Crisis Menjadi Kebangkitan Digital Midlife"